Tolak Demo HUT OPM, Tokoh Wanita Lintas Generasi Ini Beberkan Makna Merdeka Sebenarnya

banner 468x60

JAYAPURA – Aparat Polri dan TNI, khususnya di wilayah Bumi Cenderawasih mulai berjaga jelang 1 Desember, yang oleh kelompok kepentingan tertentu menjadikannya sebagai hari lahir Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Di beberapa titik rawan seperti di Jayapura, Mimika, Manokwari, dan Kaimana, gabungan aparat Polri dan TNI tampak intens melakukan razia dalam rangka cipta kondisi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat.

Read More
banner 300x250

Menyikapi aksi-aksi 1 Desember sebagaimana terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu diwarnai dengan tuntutan referendum untuk memisahkan wilayah Papua dari NKRI, tokoh wanita di Jayapura angkat bicara.

Mereka meminta warga Papua bersama generasi mudanya untuk tidak terpengaruh oleh ajakan-ajakan ‘merdeka’ yang kerap disuarakan oleh para aktivis pendukung OPM.

“(Kelompok pendukung OPM) Ini didominasi oleh kelompok-kelompok yang belum puas. Katanya 1 Desember itu hari merdeka. Merdeka yang mereka mimpikan itu mungkin merdeka angan-angan saja. Dia mimpi sesuatu yang impossible. Saya anak veteran jadi saya harus bicara begitu,’’ tegas Dra. Sipora Nelci Modouw, M.M Ketua Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Papua ini.

Mama Sip, panggilan akrab wanita yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan Provinsi Papua ini mengatakan, anak-anak muda yang aktif menyuarakan Papua merdeka telah dipengaruhi oleh informasi-informasi yang sengaja dipelintir oleh kelompok kepentingan tertentu, baik di luar negeri maupun di Papua sendiri.

‘’Saya tidak terlalu paham apakah mereka punya relasi dengan orang lain atau dengan pihak-pihak yang menjadi support mereka dari belakang atau tidak,’’ jelas Mama Sip.

Anak kandung Poreu Abner Ohee pelaku sejarah Kongres Pemuda 1928 ini, perlu upaya sungguh-sungguh dari semua stakeholder di NKRI ini untuk mengalihkan pikiran merdeka para aktivis pendukung OPM ini ke hal-hal yang lebih konstruktif. Misalnya memberikan kesadaran kepada mereka tentang persoalan-persoalan riil seperti kemiskinan yang menjadi tantangan terbesar orang Papua.

‘’Bahwa mereka mau merdeka dan mereka mimpi merdeka yang harusnya free dengan segala macam, bukan itu sebenarnya. Sementara dia terkungkung oleh kemiskinan, oleh keterbatasan dan segala macam. Saya melihat dengan kasat mata, banyak anak-anak saya ini yang hanya ikut ramai saja. Perlu langkah konkret dan pengorbanan besar agar mereka tidak melihat pemerintah sebagai musuh,” pungkas mama Sip.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *