Sydney – Profesor di bidang arkeologi dari sebuah universitas di Australia disandera di dataran tinggi Papua Nugini. Informasi ini dikatakan oleh Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.
Diketahui, sandera adalah arkeolog yang bekerja untuk sebuah universitas di Australia dan tengah melakukan muhibah lapangan di Papua Nugini. Ia didampingi oleh sejumlah mahasiswa Papua Nugini dari sebuah universitas di negeri itu yang juga disandera. Hal ini dijelaskan oleh dua sumber yang mengetahui kejadian ini, kepada media Reuters.
Marape pada Senin, mengatakan bahwa polisi dan militer dalam keadaan siaga. Pemerintah Papua Nugini saat ini tengah berkoordinasi dengan para misionaris yang bertindak sebagai penengah.
“Kami ingin kriminal-kriminal itu membebaskan mereka yang ditahan,” kata Marape seperti disiarkan ABC Television.
Marape memastikan para penyandera tak akan bisa kabur ke mana pun. Identitas arkeolog itu tidak diungkapkan ke publik mengingat situasi ini sensitif.
Sebuah sumber di Papua Nugini, Senin pagi, mengatakan bahwa situasi sudah sangat genting sehingga tak bisa berkomentar lebih jauh. Para penyandera diyakini sudah menuntut uang tebusan.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia belum memberikan komentar terkait ini.