Jakarta – Ketua Prodi S2 Sosiologi FISIP Unhas, Rahmat Muhammad, mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi, terkait Pemilukada serentak 2024.
Menurut dia, pesta demokrasi lima tahunan itu tak sesuai dengan amanat undang-undang. Demokrasi saat ini, dianggap telah mundur. Perlu diselamatkan.
Sehingga, Rahmat mengajak dosen dan guru besar untuk bersuara demi menyelamatkan demokrasi.
“Hari ini sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk diam, semua harus bersuara,” kata Rahmat beberapa waktu lalu.
Rahmat pun ikut menyoroti persepsi banyak orang yang menganggap dirinya salah dalam menyoroti demokrasi saat ini.
Kata dia, akar permasalahan saat ini adalah karena kebijakan pemerintahan Jokowi yang diduga ikut ‘cawe-cawe’ pada Pemilukada 2024.
“Jadi kalau kita diam dalam kondisi seperti ini, kita akan ditertawakan oleh kita punya anak dan cucu kelak,” tambahnya.
Rahmat mengapresiasi upaya para guru besar yang telah turut bergerak dalam menyuarakan pendapat mereka. Ia berharap sorotan pemerintahan Jokowi ini agar untuk mengatasi permasalahan yang ada demi keberlangsungan demokrasi yang lebih baik di Indonesia.
“Untuk itu, guru-guru besar kita ini patut kita apresiasi atas apa yang telah dilakukan saat ini,” tandas dia.