Jakarta – Direktur Eksekutif Nasional Progressive Democracy Watch (Prodewa) M Fauzan Irvan turut menyampaikan belasungkawa atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Fauzan menyampaikan kejadian ini menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.
“Kami menyampaikan belasungkawa sungkawa yang mendalam atas peristiwa ini, menjadi catatan kelam sejarah sepak bola Indonesia.” tandasnya.
Ia menilai peristiwa yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang itu harus ada yang bertanggung jawab.
Fauzan menilai Panitia Penyelanggara dan PT Liga Indonesia menjadi aktor yang harus bertanggung jawab. Karena tidak mengikuti petunjuk aparat keamanan sebelum pertandingan.
“Info yang beredar sebelum pertandingan itu aparat kepolisian telah mengirim surat permohonan perubahan jadwal pertandingan dari awalnya jam 20.00 dirubah menjadi jam 15.30 WIB, namun tidak dikabulkan oleh Penyelanggara,” jelasnya.
“Hal ini jadi awal perencanaan pertandingan tidak profesional karena tidak mengikuti petunjuk aparat untuk antisipasi keamanan,” sambung Fauzan.
Selain itu, kapasitas stadion yang hanya 38.000 orang tetapi tiket yang terjual mencapai 42.000, tentu ini menciptakan penumpukan yang tidak terkendali.
“Penjualan tiket diluar kapasitas stadion membuktikan panitia telah melakukan pelanggaran serius, tidak memikirkan efek jangka panjang dan hanya memikirkan keuntungan saja,” ujar Fauzan.
Berdasarkan hal itu kami mendesak Polri perlu menindak tegas dan memproses hukum Panitia Penyelanggara dan PT Liga Indonesia dan kemudian Polri juga perlu melakukan evaluasi menyeluruh prosedur penggunaan gas air mata dan keamanan secara komperhensif.